Oleh: Nur rohman MD.
IPS NU PAGAR NUSA CIKLENTENG
Tradisi silat pesantren
Dilingkungan Pesantren NU, terdapat banyak aliran silat baik aliran silat jawa timur, jawa barat, jawa tengah, Banten, Silat Betawi, Silat minang, Silat Mandar, Silat Mataram dan lain sebagainya. Oleh karena itulah untuk menyatukan semua aliran silat tersebut di bentuklah pagar nusa, sebagai wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU. Wadah ini tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diri.artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara.
Peran besar Gus Maksum
Sebenarnya di kalangan NU banyak sekali Pendekar Silat, Kyai atau Ajeungan yang memiliki ilmu kanuragan, namun nama Gus Maksum tidak bisa di pisahkan dari sejarah Pencak Silat Pagar Nusa.
Kecintaan silat dan rasa keprihatinan Gus Maksum bahwa banyak sekali aliran silat yang ada di lingkungan NU tapi belum punya wadah yang mengikat sehingga menjadi keluarga yang bersama-sama mengembangkan serta mempertahankan tradisi silat yang turun temurun dari Wali songo mengalir ke tokoh tokoh pesantren.
Hal inilah yang menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan silat, ide pendirian silat ini rencananya diberi nama GASMI (Gabungan Aksi Silat Muslimin Indonesia) pada tahun 1965 walaupun belum resmi berdiri, beliau sudah mulai melakukan pelatihan silat. Pada waktu itu pelatihan diadakan di komplek pesantren Lirboyo Kediri, selain bertujuan mengembangkan budaya silat di pesantren juga salah satu counter atas LEKRA (Lembaga Kesenian Rakyat) lembaga di bawah naungan partai komunis indonesia atau PKI. Sebab LEKRA adalah otak dibalik aksi provokatif, sabotase, teror dan lain lain. Menghadapi aksi LEKRA ini, beliau mengatakan “Ada aksi ada Reaksi” artinya LEKRA beraksi GASMI bereaksi, Amar ma’ruf nahi mungkar selalu ditegakan.
Karena kesibukan beliau mengabdi pada umat, ngurusin santri dan perjuangan melawan aksi-aksi PKI, maka baru setelah situasi mulai kondusif pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan di kediaman beliau, dihadiri para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan Ponorogo.
GASMI inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk menyatukan silat yang ada di NU. Dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal seperti Jiwa Suci milik pesantren Al maruf bandar lor kediri, PORTUGAL silat tradisional Blitar, Asta Dahana perguruan silat Kediri dan beberapa perguruan silat lokal lainnya.
Pertemuan awal para pendekar PAGAR NUSA
Dengan pendekatan secara intensif melalui para pendekar, para Kyai, tokoh silat dan tokoh masyarakat, akhirnya usaha ini membuahkan hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Pertemuan bersejarah ini dihadiri beberapa Kyai sepuh diantaranya KH. Syansuri Badawi dan beberapa pendekar antara lain, Gus Maksum, KH. Abdurahman Ustman Jombang, KH. Muhajir Kediri, H. Atoillah Surabaya, Drs. Lamro Ponorogo, Timbul Jaya SH pendekar Lumajang beberapa pendekar lainnya, tokoh tokoh inilah yang berada dibalik berdirinya pagar nusa.
Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :
1.Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa, ”mempelajari silat hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan".
2.Disepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.
Pertemuan Bersejarah ke 2 Pagar Nusa
Selanjutnya pada tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa ke-1 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kraksaan, Probolinggo. Di hadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara, Munas itu mengangkat Langsung KH. M. Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa, Prof. Dr. H. Suharbillah sebagai ketua Harian. dan H. Kuncoro (H. Masyhur) sebagai Sekjen.
Sikap Jati diri Pagar Nusa
Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri (baca posting Jati diri NU) yaitu Persaudaraan antar Pagar Nusa. Artinya Persaudaraan tanpa membedakan aliran dan perguruan silat di NU. makanya di kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan Pagar Nusa.
Pandangan Pagar Nusa pada aliran perguruan lain senatiasa menganggap saudara, sahabat, bahkan keluarga karena langsung atau tidak langsung semua aliran silat terutama di Nusantara masih punya pertalian ikatan yang sama, apalagi jika kita menapak tilas sejarah kerajaan di Nusantara Abad 14 adanya penyebar islam Wali songo yang banyak mengajarkan tuntunan hidup dengan jalan damai diantaranya melalui seni silat, jelas banyak pendekar di Nusantara adalah murid Wali Songo.
Kini saatnya Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa menjadi wadah ikatan para pendekar, jawara, pesilat dari berbagai aliran di bawah naungan NU. Amin
kang..............
BalasHapusbener kata kang rifa'i gus maksum trnxta rambutnx panjang dan dulu kta kang rifai gus maksum naik ke pentas sambung tdak ada yng bisa menyentuh rmbutnx.
BalasHapussemua hanya dengan izin dan pertolongan Alloh Subhanahu wata'ala sahabatku padepokan samber naga salam persahabatan saudaraku.
BalasHapusAku Bangga Dadi Wong Paga Nusa!
BalasHapusAku Bangga Dadi Wong Pagar Nusa.
BalasHapusJayalah Pagar Nusa
BalasHapusaku kangen pengin dilatih lagi sama ustad nurrohman, guru besar pagar nusa ciklenteng
BalasHapussalam pagar nusa limo-depok
BalasHapuskunjungin blog gue ye blogbroth14.blogspot.com
Pgr nusa oke
BalasHapusAku yo wong gasmi