» » Gus Maksum dan Nasehatnya

Gus Dur saat bersama Gus Maksum
Selama hidupnya Gus Maksum banyak memberikan nasehat-nasehat  yang kebanyakan berisi semangat-semangat dan filsafat-filsafat hidup, sekelumit nasehat itu diantaranya :
  • Jangan ada kamus untuk berfoya-foya dalam menjalani kehidupan, pemuda yang hanya menghabiskan waktunya hanya dengan kesenangan temporal belaka adalah pemalas yang miskin identitas, kering kreativitas dan hampa militansi. Type manusia yang kemana angin berhembus kesana ia rebah dan terjatuh. 
  • Jangan sekali-kali mempunyai sifat pengecut dan maling teriak maling, jangan pula mengangkat diri sendiri dengan menjatuhkan kawan sendiri. Jadilah pejuang militan.
  • Hidupkanlah solidaritas perjuangan.
  • Penuhilah Jiwa dengan kemandirian.
  • Jauhi pergaulan bebas dan Narkoba.
  • Waspadai Bahaya laten komonis PKI.
  • Jauhilah tipu daya rayuan suap dan korupsi karena itulah factor penghambat perjuangan.
  • Amalkan ilmu yang kita dapatkan dengan disesuaikan dengan kondisi masyarakatIngat...!!!
  • Jangan takut dicap fanatik, karena menjungjung tinggi keyakinan dan jangan pernah mengorbankan prinsip demi apapun.
  •  Seorang pesilat Pagar Nusa harus menjauhi MOLIMO:
  1. Maling (mencuri )
  2. Madon (berzina)
  3. Main (berjudi )
  4. Madat (candu/ganja)
  5. Mendem (mabok-mabokan).

  • Seorang pesilat harus mampu memberikan ketentraman bagi lingkungannya, bukan justru malah meresahkan lingkungannya.
  • Jangan pernah takut pada siapapun kecuali hanya kepada Allah SWT, karena segala daya dan upaya hanyalah dari Allah SWT.
  • Carilah Ilmu Agama dan Ilmu umum lainya karena keduanya dapat bermanfaat, dan hakikatnya semua ilmu berasal dari Allah SWT.
  • Carilah ketrampilan yang bermanfaat melalui kursus-kursus atau belajar pada ahlinya
  • Hidupkan Pagar Nusa Jangan cari hidup di Pagar Nusa.
  • Jangan mudah takjub, jangan mudah kaget, jangan jadi orang bingungan, jangan malas dan jangan mudah menyesal.

About Raden Santri

Ingsun niki sanes Kyai dudu jawara, mung wong desa sing seneng kyai.

"saya hanyalah seorang santri dari sebuah pondok pesantren disebuah desa, bukan ahli agama, bukan pula jawara. Aku hanyalah seorang santri dari para kyai"

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

1 komentar: